Selasa, 30 November 2010

Pulang Kampung Ke Pagaden Nih....

Berbagi dengan rekan-rekan di kamhalku
Selepas lulus SMPN 2 Pagaden baru, saya ditunggu kakakku untuk melanjutkan sekolah di Bandung. Dipilihnya SMAN 4 Bandung, karena di tahun sebelumnya meloloskan calon mahasiswa PMDK terbanyak di Kota Bandung. Kedua, Kepala Sekolah YPKKP tempat kakak bertugas (baca: Wakasek) adalah guru Penjas di SMA itu. Ketiganya, SMAN 4 Bandung yang berlokasi di Jalan Gardujati No. 20, Kelurahan Kebonjeruk, Kecamatan Andir itu merupakan sekolah favorit paling dekat dengan tempat tinggalku.

Berbekal NEM 44,85 (passing grade SMAN 4 saat itu 42,20, keempat setelah SMAN 3 Bandung, SMAN 5 Bandung dan SMAN 8 Bandung), saya pun diterima menjadi siswa di I-5 SMAN 4 Bandung.

Saya masuk ekskul Pramuka. Satu program Ambalan Vidya Putra Putri Bhawalaksana saat itu memberikan bantuan kepada Panti Asuhan. Barang-barang dan sumbangan itu didapat dari para siswa baru saat orientasi Kepramukaan sebelumnya. Sayalah ditugaskan mencari lokasi Panti asuhan yang akan dikunjungi.

rencana pulkam

Saya teringat kawan-kawan satu SMP. Dulu banyak yang tinggal di PA. Oh, ya. Ada PA Marga Waluya di Desa Kamarung, Belakang Tangsi Polsek Pagaden. Saya pun survey ke Pagaden. Setelah diterima dan disetujui, ditetapkan setelah upacara 17 Agustus, kami siap meluncur.

Hari itu, Jum'at, 17 Agustus 1989, tim Vidya yang ikut saya sendiri, Yosep Roby, Eep Saepulloh, Fitriah Ratna Juwita, Dudi, Erick Erawan, Cucu. Di kalangan calon anggota Hermin Aminah, Siti Witianti, dan Tiwiw. Sementara senior yang ikut Alva Yovanida, Eka dan Enang Chusendi Pembinanya Ibu Eli, guru BK SMAN 4 Bandung.

Kami ke Subang ngeteng. Dari SMAN 4, persis di depan sekolah, naik Bus Damri ByPass-Ledeng. Waduuh, bawaan baksos pun dimasukan ke Damri. Di terminal Ledeng, elf kosong. Ada juga mobil omprengan tapi terhitung mahal. Setelah jum'atan, tawar-menawar pun jadi. Mobil colt mini dengan satu spion hilang pun membawa kami ke Pagaden.

Di Jalancagak, iring-iringan pawai masyarakat belum selesai, membuat mobil kami tertahan. Setelah melalui berbagai rintangan di sepanjang perjalanan, kira-kira jam 14.30, kami tiba di PA Marga Waluya.

Manto, Udin, Eman, terakhir Galih, tiga sahabatku bertemu di PA Marga Waluya di HUT Kemerdekaan

Kami bertemu kawan seangkatan di SMP, yakni Sudarmanto, Saepudin, Eman Suherman, dsb. Wah, acara pulang kampung sangat berkesan. Secara simbolis, saya atas nama ambalan Vidya Putra-Putri Bhawalaksana memberi bingkisan dari sumbangan berupa uang, buku dan alat tulis, baju dan seragam.

Kira-kira habis Ashar,  saya kawan-kawan se-Ambalan  mampir ke rumahku. Orang tuaku menyambut dengan gembira. Meskipun penuh kesederhanaan, orang tua telah menyiapkan makanan untuk kami.  Kami pun makan dengan lahapnya.  Kami telah melakukan perjalanan yang panjang, penuh kepanikan (gak ada kendaraan pas agustusan dengan biaya iuran pribadi), sehingga beban dipundak telah plong. Setelah makan bersama, dilanjutkan foto bersama kami pun berpamitan.

Foto di Dayang Sumbi.  Yoseph, Eka, Alva, Trio Anggota Tamu (Tiwiw, Hermin, Siti) atas, Yudi, Enang, saya, Eep, Fitriah, Ibu Eli

Di Dayang Sumbi, Ciater kami berhenti sejenak. Berfoto dan membeli jagung rebus.  Kami naik ke kebun teh di belakang Dayang Sumbi. Olala, banyak remaja memadu kasih dibalik kebun teh. Weleh-weleh .... Kami ambil gambar sejenak, yang jelas bukan gambar mereka, tapi gambar kami..

Pulang kampung pertama kali di tahun 1989... Pulang kampung Nih...