Kamis, 19 November 2009

Damriku Malang, Damriku Sayang

(dimuat di rubrik Kampusiana, Majalah InteresT Fapet Edisi 2/1995)

Bis kota Damri adalah salah satu angkutan mahasiswa menuju kampus Jatinangor. Ada dua trayek Damri yang melayani Jatinangor saat itu, yaitu Dipatiukur-Jatinangor dan Elang-Jatinangor.Jatinangor merupakan kompleks pendidikan terdiri berbagai perguruan tinggi, seperti: Unpad, STPDN, Ikopin dan Unwim. Dengan bus terbatas, peristiwa berebut bis menjadi adegan menarik ditonton.

Karena bis terbatas, kedatangan bis Damri selalu dinanti para mahasiswa. Tak heran bis Damri kerap berjalan miring ke kiri karena penuh penumpang. Tetapi, mahasiswa nyaman-nyaman saja, buktinya hampir 3/4 penumpangnya tertidur pulas. Makanya mendapatkan satu buah bangku, amat berharga. Bonusnya, peraihnya menikmati hak istimewa perjalanan, yakni bercanda atau tiduuurr. Hemhh nikmat...

Tatkala Bis datang, para mahasiswa berlari mengerubuti ekor bus. Lalu dengan sigap menunggu di tepi pintu menunggu penumpang di dalam bus hendak turun. Bagi yang tidak sabar, mereka menyela disela-sela penumpang turun. Karuan saja bikin gaduh. Lain lagi dengan mahasiswa agak pengalaman, saat penumpang lama turun, ia menitipkan tas mereka pada kawan yang telah dulu di dalam bis sehingga dengan ditaruh tas di kursi, otomatis penumpang lain mengira kursi itu telah ada si empunya. Aman, deh. Sementara beberapa mahasiswi, dengan sunggingan bibir merahnya, meluluhkan hati sang supir, untuk memberi jalan lewat pintu supir. Hemhhh, Ada-ada saja.

Yang lebih elegan, adalah beberapa mahasiswa terbilang kreatip. Mereka memilih naik di Ikopin jauh sebelum terminal bis di perempatan Unwim. Meski harus mengeluarkan ongkos angkutan kota tambahan, tetapi perebutan kursi tidak terlalu sengit, karena bis belum menurunkan penumpangnya. Jadi tinggal nempel penumpang yang lagi ngemas barang-barang persiapan mo turun.

Tontonan sepintas kocak, bila dikritisi ini menggambarkan bentuk pelayanan kurang diantisipatif oleh pemerintah, dalam hal ini pihak Damri. Tapi pihak Damri pun berkelit bahwa fenomena itu cuma terjadi saat jam "bubar" kuliah sekitar jam 12.00 atau jan 17.00. Dibalik kekurangan pelayanan bis kota sering dicerca, ternyata dirindukan kedatangannya oleh sejumlah mahasiswa. Selain harganya murah - setengah penumpang umum dengan karcis abodemen - itulah angkutan melayani jarak jauh yang ngetem di Jatinangor. Situasi itulah dialamiku sehari-hari. Ohhhh, Damriku Malang, Damriku Sayang (**)

Penulis, Dadan Wahyudin

1 komentar: